Published Jumat, Juni 22, 2018 by Hannan Izzaturrofa

Hambanya Siapa (?)

Notes to my self. Tentunya sebagian besar manusia sudah paham, bahwa bulan Ramadhan memang merupakan bulan penuh kebaikan. Bulan yang di dalamnya terdapat keberkahan dan penuh dengan ampunan. Apalagi setiap amalan yang kita lakukan akan dihitung berkali-kali lipat.

Setiap amalan kebaikan yang dilakukan oleh manusia akan dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan yang semisal hingga tujuh ratus kali lipat. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Kecuali amalan puasa. Amalan puasa tersebut adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya. Disebabkan dia telah meninggalkan syahwat dan makanan karena-Ku. Bagi orang yang berpuasa akan mendapatkan dua kebahagiaan yaitu kebahagiaan ketika dia berbuka dan kebahagiaan ketika berjumpa dengan Rabbnya. Sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada bau minyak kasturi.”
― (HR. Bukhari no. 1904, 5927 dan Muslim no. 1151)

Tapi tentunya kita harus ingat, seperti nasihat para ulama salafush shalih yang mengatakan bahwa kita sesungguhnya adalah hamba Allah, bukan 'ibadurramadhan (hamba Ramadhan). Hamba Ramadhan itu, hanya mengenal Allah di bulan Ramadhan saja. Ia akan banyak beribadah di bulan Ramadhan saja. Sedangkan hamba Allah itu, akan mengenal Allah Subhanahu wa Ta'ala sepanjang hayatnya, yaitu di seluruh bulan sepanjang tahun. Tidak hanya di bulan Ramadhan.

Astaghfirullah. Semoga Allah senantiasa mengaruniakan rizki istiqomah dalam beramal kepada kita semua. Aamiin...


22062018; 11.07
Dikutip dari story WA milik ammah Nita
yang merupakan murrobbi terakhir di Bandung