Rasanya baru semester ini aku mengatakan bahwa aku tidak boleh jatuh cinta, namun apa daya, sepertinya rasa itu memang tidak bisa aku cegah kedatangannya. Ia seakan-akan terus hidup meskipun aku berusaha untuk melupakannya. Ah, sosoknya benar-benar mampu menerbangkanku meski akhirnya kini aku dihempaskan secara perlahan. Ya, perlahan.
Mungkin Allah saat ini mematahkan hatiku karena aku sedang mencintai orang yang salah. Cinta ini memang tidak seperti di drama-drama yang akan berakhir bahagia. Cerita cinta ini sungguh berbeda. Lawanku bukanlah seorang yang mendekati sempurna dengan sedikit sisi buruknya. Tidak. Ia adalah seseorang yang bisa dibilang cukup sempurna untuk seorang gadis remaja yang sedang beranjak dewasa. Memang, tidak ada manusia di dunia ini yang sempurna. Namun, kekurangannya bukanlah sebuah keburukan yang bisa dibandingkan denganku yang mungkin tak sebanding dengan segala kelebihannya.
Ya, mungkin Allah memang sedang memperingatiku karena aku mencintai seseorang di waktu yang tidak tepat. Masih banyak hal-hal lain yang seharusnya menjadi prioritasku saat ini. Tidak seharusnya aku memikirkan soal cinta yang membuatku hanya melangkah di tempat yang sama di setiap harinya.
Ah, rupanya aku memang harus disakiti agar dapat melupakannya.
Read More