Published Rabu, Juni 06, 2018 by Hannan Izzaturrofa

Depresi?

Gambar di bawah ini sengaja saya taroh besar-besar, biar bisa jadi pengingat buat sayanya juga. Soalnya beberapa bulan belakangan ini kayak terlalu berharap sama hal-hal yang sebenarnya nggak pantas untuk diharapin, dan jadi lupa bersyukur. Jadi gambarnya sekalian dipakai buat menyentil saya kalau sayanya lagi khilaf, sekaligus biar sayanya nggak berharap sama selain Allah lagi dan lebih bisa mensyukuri segala nikmat yang telah Allah beri selama ini :" Penasaran kayak apa gambarnya? Sok dibaca aja.



webtoons.com
"Perasaan saya saja atau memang benar, akhir-akhir ini di sekitar Kak Radith sering terdengar ucapan 'depresi manis'?"

"Oooohh, itu! Bukan apa-apa, ngga usah dipikirin. Cuma materi farmakologi kemarin, kok."

"Hee..."

"King tahu kan, kalo dikaitkan dengan sesuatu di sekitar kita, materi pelajarannya jadi lebih mudah buat diingat. Dan kayaknya mereka mengaitkan soal 'depresi manis' ke aku untuk itu."

"Memangnya depresi manis itu seperti apa, kak?"

"Itu kondisi dimana seseorang mengalami depresif dan manis secara bergantian. Masa depresif saat merasa murung dan turun mood, lalu masa manis ketika merasa gembira berlebihan."

"Oh... Pantesan! Cirinya sesuai sama Kak Radith!"

"Emangnya ciri apa yang sesuai denganku?"

"Um... Soal gembira berlebihannya, sih..."

"Walah, aku kelihatan gitu ya? wkwk."

"Tapi baru bisa dibilang depresi manis kalau mengalami 'depresif' dan 'manis', kan? Apa Kak Radith merasakan depresi juga?"

"Depresi?"




Notes: Btw saya lupa itu ada di episode keberapa karena pas ngeliat gambarnya langsung asal nge-screenshot aja. Tapi intinya ini ada di season keduanya. Dan kalau nggak salah di episode-episode selanjutnya sang creator-nya merevisi istilah depresi manis dengan istilah manik-depresif yang ternyata lebih umum dikenal. 



#WeArePharmacists