"Tahu nggak? Ada pembaca setianya blog kamu, loh." Kata seorang teman siang itu, saat dia iseng-iseng mengutak-atik laptop yang ada di hadapanku sampai akhirnya terbuka browser yang isinya draft-draft yang belum sempat dipublikasikan.
"Hah? Siapa emangnya?" Tanyaku penasaran.
Tapi temanku itu bukannya menjawab siapanya, tapi malah menjelaskan sesuatu yang kurang lebih begini kalimatnya (soalnya lupa). "Jadi tahu, kalau Hannan itu kadang sedih, kadang senang, kadang marah, dan lain-lain. Jadi kayak Marshanda."
Aku langsung terhenyak. "Lah, aku kayak sakit gitu maksudnya?" Yang meski setelahnya aku menyesal karena sepertinya aku sudah salah merepresentasikan sesuatu.
"Bukan. Maksudnya jadi bermacam-macam emosinya." Jawabnya sambil berlalu meninggalkanku yang masih sedikit kebingungan.
Lalu aku jadi berpikir. Lah, bukannya wajar kalau manusia itu punya banyak emosi ya...
Aku langsung terhenyak. "Lah, aku kayak sakit gitu maksudnya?" Yang meski setelahnya aku menyesal karena sepertinya aku sudah salah merepresentasikan sesuatu.
"Bukan. Maksudnya jadi bermacam-macam emosinya." Jawabnya sambil berlalu meninggalkanku yang masih sedikit kebingungan.
Lalu aku jadi berpikir. Lah, bukannya wajar kalau manusia itu punya banyak emosi ya...