Jatuh cinta memang sakit.
Terlebih ketika harus menjadi salah satu dari dua orang yang saling mencintai,
namun berprinsip untuk saling memantaskan diri.
Berusaha untuk sekadar mengagumi,
namun hasrat terus meninggi.
Jatuh cinta memang sakit.
Ketika harus mengontrol diri untuk tidak saling berkomunikasi.
Lelah hati menahan rindu yang bergejolak dalam diri.
Hanya mampu berdoa kepada Sang Pemilik Hati.
Jatuh cinta memang sakit.
Tapi yakinlah, di balik sabar dan sakitmu,
akan ada bahagia menanti.
Ya, suatu saat nanti.
Ketika cintamu dihalalkan oleh ikatan janji suci.
Jatuh cinta memang sakit.
Namun bersabarlah.
Karena sesungguhnya pacaran setelah menikah jauh lebih indah.